Ternyata Ponsel bisa membuat anda menjadi bungkuk
Saat melihat orang-orang di jalanan, Berapa banyak orang yang
Anda lihat berjalan dengan kepala terangkat atau badan tegak? Sudah semakin
jarang bukan?
Dengan kemajuan teknologi, orang saat ini lebih suka menggunakan
smartphone saat berjalan dan menunduk. Ancamannya adalah badan bisa menjadi
bungkuk.
Kegiatan seperti memilih lagu pada hp, mengetik chat pada
ponsel atau mengecek pesan yang masuk di email, membuat orang cenderung
menundukkan kepalanya daripada berjalan tegak.
Teknologi baru mungkin membuat komunikasi lebih mudah.
Namun, apakah teknologi baru ini membuat manusia menjadi bungkuk? Direktur
pelaksana sekaligus fisioterapis Kirsten Lord di Edinburgh Physiotherapy Centre
mengatakan, ya.
"Tubuh manusia merupakan produk yang terbentuk dari
kegiatan yang dilakukan setiap hari. Perubahan gaya hidup jelas akan mengubah
tubuh manusia," katanya.
Jika Anda terus-menerus melihat ke bawah, tubuh akan menjadi
melengkung ke depan dan memutar tulang belakang, lanjutnya.
"Bahu makin maju dan menjadi lebih bulat. Berdiri tegak
dan meluruskan leher mungkin akan terasa aneh karena otot-otot yang anda
butuhkan menjadi memendek karena kurang atau jarang digunakan".
Kirsten menjelaskan, di masa lalu, keluhan yang paling umum
terkait fisioterapi adalah punggung yang menjadi lebih rendah. Namun, selama
lima tahun terakhir, keluhan tersebut telah berganti dengan masalah pada leher.
Kirsten Lord tak ragu lagi, dalam banyak kasus, hal tersebut
disebabkan penggunaan teknologi yang digunakan manusia setiap hari.
Sejak dulu diakui, ketergantungan pada komputer mempengaruhi
tubuh manusia.
Alhasil, terjadi ledakan inovasi tempat duduk ergonomis dan berbagai
pedoman untuk mendapat posisi terbaik saat di depan layar untuk mencoba
meminimalkan dampak negatif duduk di posisi yang sama selama berjam-jam.
Meski begitu, fisioterapis ini secara teratur melihat tubuh
orang dipengaruhi cara kerjanya. Mereka yang bertahun-tahun memajukan dagunya
untuk melihat layar, posisi itu akan menjadi posisi alami leher atau deisebut leher
komputer.
Posisi leher ini memang terdengar tak menarik namun orang
yang memiliki posisi leher ini juga tak mengalami sakit. Untungnya, posisi
leher ini memiliki keuntungan, yakni menundukkan bagian atas tulang belakang,
kata Kirsten.
"Saraf yang mengarah pada sakit kepala bisa
dikompresi". Selain itu, duduk di depan layar komputer bisa menegangkan
bagian tengah punggung, lanjutnya.
Artinya, punggung menjadi kurang fleksibel dan punggung
terancam bahaya menjadi tegang.
Selain itu, karena tulang rusuk juga melekat pada tulang
belakang, kekakuan di daerah ini menyulitkan orang untuk mengambil napas
dalam-dalam.
Laptop bahkan lebih buruk, terutama jika menggunakan tanpa
tatakan saat sambil membungkuk di sofa.
"Makin maraknya smartphone, juga menimbulkan banyak
masalah," ujarnya. Laptop dan tablet komputer nampaknya lebih banyak
menarik perhatian orang ketimbang buku dan majalah, papar Kristen.
"Jadi, sementara anda mungkin berpikir hanya melihat
layar dalam waktu pendek, lamanya Anda 'sibuk' dengan keyboard, smartphone dan
tablet bisa menyebabkan masalah, termasuk cedera regangan berulang yang
berdampak negatif pada tubuh".
Jadi, selain menggunakan meja laptop dan perlengkapan hands free
untuk menghindari ketegangan pada leher, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah
agar punggung manusia tak menjadi bungkuk karena teknologi-teknologi ini?
Kirsten mengaku, melawan perkembangan teknologi merupakan
hal sia-sia. "Mencoba menghentikan orang menggunakan ponsel atau komputer
tidak praktis.
Selain memastikan penggunaan teknologi seramah mungkin pada
tubuh, beristirahatlah agar Anda bisa menggunakan otot dan sendi dengan cara
yang lebih alami".
Kirsten menyarankan, berdiri secara teratur dan meluruskan
leher sembari mencoba meremas pantat untuk mem-bantu mengembalikan otot-otot
bisa menjadi latihan yang tepat.
Kirsten juga merekomendasikan duduk di kursi statis.
meletakkan tangan di belakang leher dan dengan lembut bersandar ke belakang
agar tubuh melengkung ke arah yang berlawanan.
Hal tersebut mungkin terdengar rumit namun mengabaikan masalah ini hanya akan menimbun' rasa sakit untuk masa depan. "Kita menggunakan teknologi dari era yang jauh lebih muda," ujar Kirsten. Memaksa tubuh bekerja secara tak wajar selama bertahun-tahun akan merugikan kita, tutupnya.
Sumber : Koran Radar Sampit